EVERYTHING JUST CHANGED

7:35 PM Niluh Ayu Mutiara Ariyanti 0 Comments


Written By : Niluh Ayu Mutiara Ariyanti (November 5th 2013. 19:25)

Malam ini entah mengapa rasanya sungguh berbeda. Padahal aku masih menghirup atmosfer yang sama. Aku masih ditemani dengan gadget kecilku yang selalu setia. Setia dalam menyampaikan rasa rinduku padamu, setia memberikan kabar tentang kamu, setia menyalurkan suaramu yang ditransfer dalam bentuk impuls saraf yang bukan hanya ke otak tetapi juga hatiku. Tetapi entah mengapa, tetap saja semua terasa berbeda.
Bukan hanya malam ini saja. Entah ini untuk keberapa kalinya. Kupu-kupu nakal yang seharusnya beterbangan mengerumuni perutku rasa nya sudah hilang. Bunga-bunga yang bermekaran di hati sepertinya telah layu. Senyum-senyum jahil yang diam-diam tergores dibibir kini musnah sudah. Padahal masih sama, aku masih smsan dengan orang yang sama. Mengapa rasanya berbeda? Everything just changed. Kemana perasaan yang selama ini aku rasa? Kenapa semua lenyap tak bersisa?
Chemistry itu kini tak lagi berpihak pada kita. Lalu kemana perginya? Aku juga tak merasakan chemistry itu ada pada orang lain. Namun parahnya tak juga aku rasakan ada pada dirimu, yang seharusnya menjadi alasan utama. Kini rasanya kamu bukan lagi kamu. Oke, memang sosokmu masih sama. Kamu juga masih disana. Tetapi selain raga yang tak mampu aku sentuh, aku merasa sangat jauh darimu. Sangat jauh hingga seperti tak lagi mengenal kamu yang sekarang.
Semua sms kini hampa. Tak ada tawa, tak ada canda, yang ada hanya pertengkaran tak berguna. Setiap hari, setiap waktu, hal-hal kecil yang sangat bodoh mampu membuat kita bertengkar. Padahal dulu tak seperti ini. Mereka sama sekali tak punya daya untuk menjadi alasan dalam memisahkan hati kita. Kamupun merasa demikian, bukan? Baiklah, Aku tak memungkiri praduga bahwa saat ini kita sama-sama berada pada suatu titik ekstrim. Titik yang sangat berbahaya karena bisa memberhentikan kita. Tentu kamu tau apa maksudnya. Kita sedang berada pada titik ‘jenuh’.
Katanya semua penyakit ada obatnya. Aku juga menggolongkan ini kedalam jenis penyakit, penyakit hati. Lalu bagaimana dengan ini? Penyakit yang sedang menginveksi dan mewabah pada hati ini? Bagaimana jika tak ada yang mampu menyembuhkan? Apa jalan keluarnya? Apakah kita sama-sama harus meminum ‘racun’ untuk menghentikan semua? Apakah break up menjadi satu-satunya jalan keluar?
Kita sudah membangun semua ini dalam waktu yang tidak sebentar. Dengan pengorbanan yang sangat jauh dari kata sedikit. Dengan menelantarkan jarak yang tidak dekat. Namun dengan segala hal yang telah kita lewati itu, bukankah sangat sayang jika semuanya kini harus berhenti sampai disini? Tetapi apa daya jika ketidakcocokan telah menyelimuti?
Terkadang aku berpikir, mengapa ketidakcocokan ini datangnya baru sekarang? Kenapa? Kenapa dia hadir ketika sudah terlalu banyak kenangan yang diciptakan, ketika sudah terlalu besar pintu hati yang dibuka. Rasanya sungguh tak adil bukan? Ah, tunggu dulu. Memang apalah artinya sebuah keadilan lagi sekarang? Bukankah sudah terlalu banyak ketidakadilan yang menjamur di sekitar kita? Jadi cukup pantaslah jika dikatakan itu hal yang lumrah.

Lalu bagaimana dengan segala angan yang telah kita rajut berdua? Aku tau, tak ada salahnya berangan, menggantungkan harapan dan cita-cita. Tidak apa-apa berimpian jauh kedepan. Bermimpi membangun hidup di masa yang akan datang. Tetapi tak ada guna jika segalanya ternyata hanya menantang keinginan Tuhan. Jika demikian halnya, pada akhirnya kita hanya bisa berserah sebagai hamba yang hanya mampu menyerah jika Tuhan berkata ‘tidak’ atau mungkin ‘belum saatnya’. At last, Nothing we can do.
Entahlah. Kali ini aku seperti pion-pion pada papan catur. Sebenarnya tak ingin bergerak, tetapi tak mungkin permainannya selesai tanpa bertindak. Walaupun langkah maju atau mundur tetap ada konsekuensinya, but remember that life goes on. Kita tetap harus move on dan melangkah kedepan, karena waktu tidak mungkin sudi menunggu kita yang hanya diam dan berharap dia mau berhenti hanya untuk sebuah ego. Dan apapun yang terjadi dikemudian hari, entah itu seperti yang diharapkan atau justru berkebalikan, aku yakin Tuhan sudah mentakdirkan ini semua sebagai hal terbaik bagi kita yang memang harus terjadi.

You Might Also Like

0 comments: