Luka Lama

7:46 PM Niluh Ayu Mutiara Ariyanti 0 Comments

Entah mengapa setelah sekian lama waktu berlalu, tetapi sakit itu masih ada. Masih bisa aku rasakan secara nyata. Masih tertinggal di dalam sana, terbawa oleh perasaan yang tertutupi oleh pedihnya luka. Padahal semua terjadi sudah cukup lama, setahun yang lalu- bahkan sepertinya lebih dari itu. Tetapi sayangnya kapan tepatnya tak bisa lagi kuingat dalam memoriku. Mereka masih sering menanyakan tentang kamu. Mereka dengan polosnya masih sering membicarakan tentang dirimu. Entahlah setiap kali namamu disebut, perihnya luka lama terasa kembali terbuka. Tetapi aku tau, bahwa mereka tidak tau. Mereka tidak tau betapa aku ingin terus maju tanpa harus menengok masa lalu. Mereka tidak paham betapa susahnya aku menutup rapat segala hal yang pernah terjadi hanya untuk menyelamatkan hatiku. Sakit sekali rasanya. Waktu ternyata terlalu lemah untuk menghapus semua luka; apapun itu, tentang kamu yang tidak ingin lagi aku dengar kabarnya walau hanya sedikit saja. Kau tau rasanya? sungguh aku terluka begitu dalam. Seperti halnya memberikan seluruh yang kamu punya, tetapi lalu tak dihargai sedikitpun. Seperti diinjak-injak, lalu dibuang, tak bernilai. Tetapi entah siapa yang harus disalahkan. mungkin kamu? mungkin aku? mungkin mereka yang selalu menanyakan tentang kamu dan aku? mungkin waktu? mungkin masa lalu? atau mungkin takdir yang memberikan kisah pahit seperti ini terjadi? Bukan hanya mereka, tetapi naasnya diriku sendiri yang justru membuat luka itu kembali menganga. Pikiran ini terkadang melesatkan bayangan tentang sosok sederhana itu yang dulu bisa membuatku begitu bahagia, dengan segala kesederhanaan yang entah mengapa benar-benar terasa istimewa. Tetapi mungkin aku yang bodoh, yang terlalu banyak berharap kita untuk selamanya, seperti hari-hari lalu. Padahal sekarang? kita seperti tak pernah saling dekat, seperti hanya "sekedar" pernah akrab, tanpa ada sedikitpun makna. Satu hal yang pasti, semua sudah terlanjur terjadi. Kamu kini sudah menemukan bahagia yang lain, yang jelas lebih baik bagimu. Pantas saja jika aku dilupakan, karena tak bisa membuatmu sebahagia yang sekarang. aku tau aku lemah, bukan seperti mereka yang ada disekitarmu saat ini. tetapi tidak papa, biarkan segalanya menjadi pelajaran berharga.

0 comments: