Tentang Sebuah RINDU

11:44 AM Niluh Ayu Mutiara Ariyanti 0 Comments

Tentang Sebuah RINDU
Written by : Niluh Ayu Mutiara Ariyanti
13 oktober 2013. 19:53

              Kini rindu mulai berontak lagi. Aku tau, tak ada cara menghentikan selain dengan menuruti kemaunannya. Tetapi bagaimana? Apa kau kira pinta egois rindu mudah saja di-iya-kan? Bagaimana jika dia merengek-rengek minta sebuah ‘pertemuan’? padahal ratusan kilometer bukan hitungan yang sedikit untuk ditembus begitu saja. Apa kau pikir memenuhi permintaan rindu semudah menerobos hujan? Apa kau kira aku juga tak menginginkan seperti yang diinginkannya?
            Aku juga seperti dia. aku juga seperti rindu yang sedang merasakan perihnya me-rindu. Aku juga ingin bertemu, beradu pandang, berbicara tanpa dipisahkan oleh apapun! Bukan hanya kau, rindu! Bukan hanya dirimu! Aku juga, ya aku juga demikian halnya. Bukan hanya kamu yang menantikan sebuah pertemuan yang hanya terjadi setahun sekali.
            Jangan salahkan siapa-siapa. Apalagi salahkan aku yang tak bisa menurutimu. Jangan menangis! Jangan merengek-rengek lagi padaku! Aku tau bagaimana rasanya menjadi dirimu, rindu. Aku tau bagaimana rasanya ingin bertemu tapi tak mampu. Aku tau rasanya nyesek saat perbincangan hanya ada tanpa melalui lirikan mata. Aku tau saat keinginan bertemu sedang menggebu-gebu. Tetapi tak ada yang dapat dilakukan selain ‘menunggu’.
            Cukup. Jangan kau hasut aku lagi. Hentikan segala rayuanmu itu. Aku tak bisa selalu menurutimu, rindu. Maafkan aku. Belajarlah bersabar sedikit. Walaupun aku paham ini sulit. Walaupun sebenarnya ini sakit.
            Kini rindu-ku sedang beradu. Antara keegoisan perasaan dengan kedewasaan. Aku berharap diakhir perselisihan mereka, kedewasaan mampu memenangkan pergulatan.

You Might Also Like

0 comments: