Belum Tentu

Kau bisa mencintainya dengan cepat, tetapi belum tentu kau benar-benar mengenalnya dengan tepat.
Kau bisa bersamanya dalam waktu lama, tetapi belum tentu memang ditakdirkan bersama.
Kau bisa beranggapan dialah semesta, tetapi tidak ada jaminan dia bisa selalu menjadi segalanya.
Kau bisa berpikir hanya dia satu-satunya, tetapi hati tiada yang bisa menduga.

Mencintai dengan indah, pada porsi secukupnya, dengan dosis yang tepat.
Mencintai berlebihan hanya meninggalkan luka, berharap terlalu tinggi dan akhirnya mudah kecewa.
Semua ada waktunya, namun bahkan di waktu yang tepat sekalipun, tidak ada kebahagiaan yang abadi.

Labyrinth Man

Seorang lelaki labirin. Memiliki banyak rahasia yang tak nampak di mata banyak orang. Bagi kami dia mungkin biasa saja, layaknya orang lain pada umumnya. Bagi kami, dia tidak terlihat memiliki sesuatu yang berbeda. Namun mengenalnya lebih dalam membuatku sedikit kebingungan.

Satu demi satu kutelusuri setiap lorong labirin yang berliku. Dia mengizinkanku bermain di dalamnya, sesekali memberi petunjuk. Semakin jelas suatu petunjuk, justru membuatku semakin bimbang. Aku sampai di sebuah pintu yang besar dan tinggi,  sekitar tiga kali dari tinggi badanku. Dia lalu datang lagi ketika aku memanggilnya, hanya ketika aku memanggilnya.

Setelah perdebatan panjang, aku berhasil membuatnya memberikanku kunci pertama, kunci untuk memasuki pintu yang besar dan kokoh itu. Perlahan dengan penuh ketidakyakinan, aku langkahkan kakiku ke dalamnya, tentu bersama bisik-bisik suaranya yang menguatkan. Sebuah tempat yang asing, sebuah ruangan yang aneh, membuat tanda tanya semakin banyak memenuhi pikiranku. Aku tidak terbiasa di tempat seperti ini. Tetapi aku harus menyelesaikan apa yang sudah kumulai sebelumnya. Aku lantas membiasakan diri di sana, walau ini terasa benar-benar berbeda.

Berputar-putar mengitari lorong labirin yang panjang. Aku merasa lelah. Setelah satu pintu terbuka, pintu lainnya nyatanya telah menunggu di seberang sana. Seperti itu, terus seperti itu. Walau dia ulurkan tangannya untuk membantu, namun seperti ada dinding besar yang selalu menghalangi. Semakin ingin dia membantu, semakin sulit aku meraihnya. Pada akhirnya aku yang harus berjuang lebih keras.

Sesekali aku pandangi wajahku yang mulai lelah bermain diantara dinding-dinding labirin yang kokoh dan dilapisi cermin. Mengapa aku mau berlari hingga sejauh ini? Mengapa aku mau memasuki labirin yang bahkan aku tak yakin memiliki ujung? Aku coba menanyakan hati ini, tapi dia tak tahu. Ku coba tanyai otak ini, namun dia hanya tertawa. Aku masih tersesat di dalam labirinnya. Aku masih berusaha membuka satu per satu pintu rahasia. Walaupun aku tak tahu berapa banyak lagi pintu yang masih harus ku ketuk agar mau menerima kehadiranku di dalamnya.

7 Hal BAIK menjadi JOMBLO

Zaman sekarang jomblo sering diidentikkan dengan status seseorang yang menyedihkan, mengenaskan, dan sering kali diejek dan dibully karena tidak memiliki pacar. Para remaja saat ini jauh lebih bangga memamerkan status mereka yang sedang berpacaran, mengumbar kemesraan, dan merasa bahagia karena telah membuat para jomblo yang melihat menjadi tersiksa dan iri.
Namun benarkah yang berpacaran sudah pasti lebih bahagia? Berikut beberapa opini saya terkait kenapa jomblo justru lebih bahagia daripada orang yang berpacaran.

1. Menjadi jomblo berarti lebih kuat
Entah mengapa menurut saya pacaran membuat seorang wanita menjadi lebih 'melemahkan' dirinya. Misalnya saat sedang bersama pacar, buka tutup botol minum aja maunya dibukain dengan alasan "ih sayang, tutup botolnya kok keras banget ya". Padahal kalau di kos angkat jerigen minyak tanah, angkat galon air minum, pindahin lemari juga kuat-kuat aja kalau gak ada yang bantuin. Malam-malam kalau naik motor maunya pakai jaket, tapi sengaja gak bawa jaket biar nanti dikasih jaketnya si cowok. Padahal tanpa jaketpun sebenarnya gak masalah juga. Si cowok juga dengan senang hati memberikan jaketnya, dengan sikap seolah-olah kuat, "kamu pakai jaket aku aja, aku gak kedinginan kok. Takutnya kamu kedinginan malam-malam begini". Padahal kenyataannya yang lebih kedinginan si cowok karena malam-malam naik motor di depan, sementara cewek cuma di belakang yang juga terpeleh dari terpaan langsung angin karena berlindung dibalik badan cowok. Kalau jomblo sih sudah paham betul kalau malam-malam naik motor sendiri udah siap jaket, jas hujan, helm, dll persiapan biar tidak kehujanan atau kedinginan, dan biar lebih aman pakai helm soalnya dia harus menjaga dirinya sendiri, bukan hanya berharap dijaga sama orang lain. Asik!

2. Jomblo lebih mandiri
Tidak bisa dipungkiri, ketika berpacaran kadang kita inginnya selalu diantar jemput pasangan. Pergi kemana-mana bersama. Mau belanja, inginnya ditemani. Mau ke kampus inginnya diantar dan dijemput. Tidak salah sih, perasaan ini hadir karena rasa ingin selalu bersama pasangan. Kangen kalau berjauhan. Apalagi jika kita bangga dengan pasangan kita, otomatis saat diantar jemput kita ingin agar orang lain tau kalau "ini loh pacar saya". Otomatis ketergantungan kita dengan pacar semakin tinggi. Padahal sebenarnya tanpa doi pun kita bisa melakukan semua itu sendiri. Kadang ini tidak menjadi suatu masalah besar jika pasangan memang memiliki waktu luang untuk memenuhi segala macam aktivitas kita. Namun hal berbeda akan terjadi jika ternyata pasangan juga sedang sibuk atau sedang enggan menemani kita. Bisa saja timbul ketidakpahaman yang berakhir pada perkelahian. Pasangan kalian bukan tukang ojek yang selalu siap ke sana-sini. Pasangan kalian juga punya kesibukannya sendiri. Ketika kalian menjomblo, perasaan ketergantungan pada orang lain akan hilang. Kalian akan berusaha melakukan semua sendiri, akhirnya kalian bisa menjadi sosok yang jauh lebih mandiri dibandingkan jika kalian berpacaran.

3. Jomblo lebih tenang hatinya
Pacaran berarti komitmen untuk tetap setia dengan satu orang. Sementara kita tahu bahwa setiap orang punya kelemahan dan kelebihan masing-masing. Terkadang banyak masalah yang timbul dari pacaran. Entah karena hal sepele atau bahkan sampai hal-hal krusial. Pacar lagi ngambek karena sms lama gak dibalas, ngambek karena lama dijemput, ngambek karena ini, karena itu. Apalagi kalau pas dapat pasangan yang tipikalnya cemburuan, protektif, mudah marah, dan sifat-sifat sejenis lainnya. Hati menjadi tidak tenang karena timbulnya masalah-masalah yang cukup melelahkan. Kalau kalian jomblo, setidaknya hal-hal ini akan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Ya iyalah, gimana mau ada yang marah kalau smsnya gak dibalas, yang sms jomblo aja jarang! hehehe. Setidaknya lebih tenanglah jombs, waktumu bisa digunakan untuk memikirkan hal lain yang lebih berguna.

4. Jomblo lebih produktif
Di saat malam minggu para muda-mudi sibuk mikirin tempat yang asik untuk pacaran, jomblo justru tenang di dalam kamar, melakukan hobi yang disuka, mengerjakan deadline yang ada, atau melakukan hal lain yang lebih produktif daripada sekedar nongkrong dan bahas hal-hal gak karuan di luar sana.

5. Jomblo lebih pandai mengatur keuangan
Gak bisa dipungkiri pacaran itu menghabiskan uang. Apalagi jika kamu tipikal royal, senang jalan-jalan, suka belanja, dll. Niatnya mau nabung, tapi karena pengen beliin pacar barang bagus, atau saat pacar lagi ulang tahun, akhirnya gak jadi menabung demi membahagiakan si doi. Itu hal yang lazim terjadi. Kalau kamu jomblo, uang bisa kamu atur dengan lebih baik lagi.

6. Jomblo tidak perlu patah hati
Hidup dijalani para jomblo seharusnya dengan bahagia. Bisa main dengan semua orang, tanpa harus dibatasi karena sudah jadi milik orang lain. Memang kata orang pacaran itu bahagia, tapi orang yang pacaran dan kemudian putus pasti semua pernah merasakan patah hati. Kalau ternyata pacarannya sampai menikah ya alhamdulillah. Tapi di saat sedang pacaran tidak jarang ditemui banyak rintangan. Percecokan, ketidakcocokan, saling ngambek-ngambekan pasti pernah dialami, walaupun mungkin kadarnya berbeda masing-masing orang. Tetapi dengan menjadi jomblo, patah hati semakin kecil kemungkinannya dibandingkan orang yang berpacaran.

7. Jomblo tidak banyak dosa
Saya rasa semua setuju dengan statement terakhir ini. Meskipun ada yang berdalih "tapi kami pacarannya kan gak ngapa-ngapain." Yakin gak ngapa-napain? Pergi berduaan aja masa ga pernah? Pegangan tangan udah belum? gandengan pas mau nyebrang? Colek-colekan pipi karena emeessh? Nah loh! Kalau jomblo, kamu mau pegangan tangan dengan siapa mblo? Ya udah nanti pegang-pegangannya sama suami/istri sah aja ya. Kan lebih enak tuh.

Ini hanya opiniku saja. Bagi yang setuju ya alhamdulillah, yang tidak ya.. ya sudah. Terima kasih sudah mau membaca. Have a great day!;)