MALAIKAT PENJAGA KIRIMAN TUHAN
MALAIKAT PENJAGA KIRIMAN TUHAN
Karya : Niluh Ayu Mutiara Ariyanti ( Midnight of September 8th 2013)
Ada Yang Cintanya Tak Perlu Dipertanyakan
Ada Yang Cintanya Tak Dapat Dihitung Dengan Angka
Ada Pula Yang Cintanya Suci Dan Bersih
Tanpa Noda, Tanpa Serpihan Dusta
Ada Yang Selalu Ikhlas Memberi
Ada Yang Selalu Rela Menghapus Air Mata Kesedihan
Ada Yang Dengan Tegar Membuka Hati Walau Luka Disana
Masih Menganga Besar
Ada Yang Dengan Tulus Memaafkan Walau Berulang Kali
Disakiti
Ada Yang Kasihnya Jauh Lebih Besar
Tetapi Selalu Saja Dianggap Itu Hal Yang Wajar
Selalu Dianggap Bahwa Memberi Kasih Sayang Memanglah
Kewajibannya
Selalu Dianggap Bahwa Cinta Yang Diberi Sudah Biasa
Ada Yang Gelisah Saat Sms Dari Kekasih Belum Dijawab
Padahal Sms Darinya Hanya Sekedar Dibaca Tanpa
Dipedulikan
Sebenarnya Sosok Manakah Yang Lebih Berharga?
Dia Yang Dikejauhan Sana Menunggu Kamu Tuk Memberi Kabar
Cemas Dan Takut Jika Terjadi Apa-Apa Kepada Anaknya
Namun Yang Dikhawatirkan Justru Tak Menghiraukan
Dia Sudah Tua Sekarang
Sudah Tidak Secantik, Tidak Sekuat Dulu Di Masa Muda
Dia Kini Semakin Mudah Lelah
Lantas Salahkah Jika Kamu Membantu Pekerjaannya Sedikit
Saja?
Dia Tidak Meminta Banyak, Karena Dia Jauh Lebih Memahamimu
Dibanding Siapapun Di Dunia
Kapan Kamu Mulai Sadar
Bahwa Sosok Sepertinya Hanya Satu?
Dialah Satu-Satunya Yang Paling Mengerti Kamu
Dialah Satu-Satunya Malaikat Penjaga Yang Kasat Mata Dan
Selalu Ingin Berada Disampingmu
Dialah Satu-Satunya Pemberian Tuhan Yang Paling Berharga
Yang Seharusnya Menjadi Sosok Yang Paling Kamu Sayang
Saat Hilang Dirinya Barulah Kamu Mulai Tersadar
Bahwa Cinta Nya Luar Biasa Dasyat
Bahwa Pengorbanannya Luar Biasa Besar
Bahwa Sabarnya Tak Berhujung
Bahwa Kasih Sayangnya Tak Tergantikan
Saat Tak Ada Lagi Sosoknya Barulah Kamu Paham
Bahwa Waktu Bersamanya Sangat Berharga
Bahwa Saat-Saat Indah Yang Dilalui Bersama Sangat Mahal
Harganya
Bahwa Semua Kenangan Dan Cerita Kecil Dahulu Tak Akan
Pernah Lagi Terulang
Bahwa Setiap Peluk Hangat, Nasehat, Dan Canda Tawanya Tak
Akan Tergantikan
Saat Pergi Ruhnya, Barulah Kamu Paham
Bahwa Hilang Sudah Doa Yang Paling Dijamah Oleh Tuhan
Hilanglah Sudah Doa Yang Selalu Mengalir Kepada Kamu,
Darinya
Disetiap Malam, Disetiap Sujudnya Kepada Sang Pencipta
Disetiap Air Matanya Agar Anaknya Bahagia
Lenyap Tak Bersisa Lagi Semuanya
Saat Kaku Tubuhnya, Barulah Kamu Tersentak
Kaget Tak Berdaya, Diam Tanpa Gerak
Terngiang Saat-Saat Mulut Lancangmu Meneriakinya
Saat Jengkel, Marah, Kesal, Karena Permintaan Kamu Yang
Belum Mampu Dipenuhinya
Namun Dia Hanya Diam, Mengelus Dada
Tak Ingin Menaikkan Nada Tinggi Agar Anaknya Tidak Lagi
Semakin Durhaka
Hening, Aku Kini Bagai Dicambuk, Ditampar Oleh Kenyataan…
Ku Tengadahkan Tangan, Ku Tutup Kedua Mata, Lalu Bersujud
Pada Sang Kuasa
Jangan, Jangan Tuhan
Jangan Sadarkan Aku Dengan Cara Mengambilnya
Jangan Tuhan, Sebelum Aku Benar-Benar Mampu Bahagiakan
Dirinya
Seperti Dia Yang Selalu Membahagiakan Aku Dengan Segala
Pinta Egoisku Selama Ini
Diri Ini Bagaikan Debu, Sungguh Kecil Dimatamu Wahai Tuhanku
Namun Dosa Yang Kuperbuat Kepada Ibuku Sungguh Besar
Aku Malu Tuhan, Malu Kepada Diriku
Seharusnya Aku Tak Berkata Kasar Kepada Ibu
Karena Dia Sungguh Makhluk Ciptaanmu Yang Paling Mulia
Maka Maafkan Aku Tuhan.
Beri Aku Hati Yang Besar Agar Aku Bisa Menyayangi Kedua
Orangtuaku
Tegur Aku Disaat Aku Mulai Durhaka
Tegur Aku Disaat Aku Mulai Lalai Dan Jauh Dari Jalanmu
Dan Kumohon Sekali Lagi
Dengarlah Doaku Ini, Doa Diantara Beribu Doa Egois Yang
Pernah Kupanjatkan
Kali Ini Untuk Mama Dan Papaku, Sosok Suci Yang Telah
Engkau Kirimkan Untukku
Tolong Jaga Dan
Lindungi Mereka Dimanapun Keberadaannya Saat Ini Dan Nanti
Berikan Umur Panjang Agar Dapat Melihat Kesuksesanku Di
Masa Depan
Beri Hati Yang Tentram Dan Bangunkanlah Rumah Yang Indah
Untuk Mereka Di SurgaMu Kelak
Amin…
0 comments: