Tentang Sebuah RINDU
Tentang Sebuah RINDU
Written by : Niluh Ayu Mutiara
Ariyanti
13 oktober 2013. 19:53
Kini rindu mulai berontak lagi.
Aku tau, tak ada cara menghentikan selain dengan menuruti kemaunannya. Tetapi
bagaimana? Apa kau kira pinta egois rindu mudah saja di-iya-kan? Bagaimana jika
dia merengek-rengek minta sebuah ‘pertemuan’? padahal ratusan kilometer bukan
hitungan yang sedikit untuk ditembus begitu saja. Apa kau pikir memenuhi
permintaan rindu semudah menerobos hujan? Apa kau kira aku juga tak menginginkan
seperti yang diinginkannya?
Aku juga seperti dia. aku juga
seperti rindu yang sedang merasakan perihnya me-rindu. Aku juga ingin bertemu,
beradu pandang, berbicara tanpa dipisahkan oleh apapun! Bukan hanya kau, rindu!
Bukan hanya dirimu! Aku juga, ya aku juga demikian halnya. Bukan hanya kamu
yang menantikan sebuah pertemuan yang hanya terjadi setahun sekali.
Jangan salahkan siapa-siapa. Apalagi
salahkan aku yang tak bisa menurutimu. Jangan menangis! Jangan merengek-rengek
lagi padaku! Aku tau bagaimana rasanya menjadi dirimu, rindu. Aku tau bagaimana
rasanya ingin bertemu tapi tak mampu. Aku tau rasanya nyesek saat perbincangan
hanya ada tanpa melalui lirikan mata. Aku tau saat keinginan bertemu sedang
menggebu-gebu. Tetapi tak ada yang dapat dilakukan selain ‘menunggu’.
Cukup. Jangan kau hasut aku lagi.
Hentikan segala rayuanmu itu. Aku tak bisa selalu menurutimu, rindu. Maafkan
aku. Belajarlah bersabar sedikit. Walaupun aku paham ini sulit. Walaupun
sebenarnya ini sakit.
Kini rindu-ku sedang beradu. Antara
keegoisan perasaan dengan kedewasaan. Aku berharap diakhir perselisihan mereka,
kedewasaan mampu memenangkan pergulatan.
0 comments: