Pernikahan Idaman
Di usia saat ini, meskipun masih belum memasuki kepala dua, tetapi aku merasa sudah bukan lagi saatnya bermain-main soal perasaan. Memilih pasangan bukan hanya karena suka saat itu saja. Semakin banyak pertimbangan yang dulunya tak pernah terpikirkan, sekarang benar-benar diperhatikan. Walau terkadang penantian yang cukup lama ini ingin segera kusudahi saja, tetapi mungkin Allah masih berkehendak lain untuk diri ini. Tetapi jodohku pasti sudah ada. Walau saat ini masih entah dimana.
Sesekali aku senang berhayal bagaimana kelak pernikahanku akan diselenggarakan. Bagaimana temanya, dekorasinya, siapa saja tamu yang akan datang, dan lain sebagainya. Aku berhayal duduk disamping seseorang, yang padanya aku bersumpah akan setia, yang padanya aku akan berbakti. Namun setelah Ar-Rahman dibacakan, kemudian akad dilaksanakan. Tangan papaku digenggam sambil dia mengucapkan ikrar kepada Tuhan. Pria itu bukan sembarang pria yang mudah menggoda para wanita, bukan yang suka mengumbar cinta, yang untuk sholat 5 waktu saja masih sulit dikerjakan. Pria itu, yang sudah lama aku tunggu, jika telah tiba waktuku bersamanya, maka akan aku jaga dengan sepenuh jiwa, karena itu adalah pilihan Allah yang tentunya tidak akan pernah salah. Namun seringkali aku takut. Aku khawatir tak bisa menjaga hati. Aku takut Allah marah dan semua impian itu takkan terjadi.
Sambil mengelus dada, aku tau aku harus bersabar. Hal baik tidak akan baik jika terjadi di waktu yang tidak tepat. Aku masih perlu banyak memperbaiki diri, mencoba lebih baik dari masa laluku. Aku berharap siapapun kamu yang nanti mengetuk pintu rumahku, mengetuk hatiku, dan menerima restu mama dan papaku, kamu juga sedang berusaha untuk semakin mendekatkan diri kepada Pencipta kita.
0 comments: